Home > anak, keluarga > Jurus Tangan Kosong

Jurus Tangan Kosong

Pada suatu hari Minggu malam, Dessy menerima pesan berisi pertanyaan dari mama teman sekelas Karel di sekolah. Teman Karel ini termasuk anak rajin di kelasnya, tekun belajar.

Si mama menanyakan apakah benar buku pelajaran Bahasa Inggris dikumpulkan di sekolah. Setelah ditanyakan pada Karel, dia membenarkan hal itu.

Si mama teman Karel lanjut menanyakan untuk ulangan besok Karel belajarnya bagaimana/menggunakan bahan belajar apa. Kami juga agak terkejut karena rupanya besok ada ulangan. Tapi jawaban Karel lebih mengejutkan.

Karel bilang, ya nggak usah belajar 😂

Jawaban itu kami teruskan ke si mama teman Karel yang bertanya.

Tentu kami juga bertanya, apa dia sudah paham materi pelajaran yang akan diujikan besok. Dia dengan tenang menjawab, “Sudah”. “Yakin?” “Yakin”
Kapan sih dia itu tidak tenang? Yang tidak tenang kan ortunya 😂

Ya sudah jika memang guru meminta buku pelajaran dikumpulkan di sekolah lalu mengumumkan ada ulangan, ya artinya memang mungkin demikian adanya rencana si guru. Ya boleh-boleh saja. Mungkin guru mau memberikan kesempatan pada anak-anak untuk memperagakan “jurus tangan kosong”.

Di sisi lain, saya dan Dessy juga geli. Lha wong Karel jelas bukan jenis anak yang rajin belajar (ia belajar tapi bukan model anak yang sangat teliti menyiapkan materi pelajaran dan bisa duduk lama di meja-kursi belajar) kok ya ada orang tua temannya yang bertanya pada kami. Apa nggak keliru ya.. 😂

Minggu depannya Karel mengabarkan, ulangannya mendapat nilai bagus. Dia bilang, “Tuh.. Sama anaknya sendiri kok nggak percaya.”

Categories: anak, keluarga Tags: , ,
  1. No comments yet.
  1. No trackbacks yet.

Leave a comment