Archive

Archive for the ‘lain-lain’ Category

Bepergian dengan menggunakan Google Maps

Akhir Mei 2012 yang lalu, kami sekeluarga berkesempatan berliburan di Bali. Sedari awal memang kami berniat untuk menyewa mobil dan berkelana sendiri, dan mengandalkan Google Maps sebagai pemandu arah. Sekitar 4 tahun yang lalu, saya dan istri pernah bepergian keliling Jawa Tengah (dan sebagian kecil Jawa Barat) naik mobil dan dipandu oleh GPS. Waktu itu kami bisa mencapai tujuan dengan lancar, tidak ada masalah berarti. Sebuah pengalaman positif dengan GPS.

Di Bali, kami punya sejumlah tempat yang ingin kami tuju, di antaranya beberapa rumah teman dan kerabat, hotel, tempat wisata, tujuan wisata kuliner. Hampir semua lokasi yang hendak kami tuju dapat temukan di Google Maps, baik itu berupa titik lokasi sesuai nama tempat ataupun sekedar berupa nama jalan sesuai dengan alamat lokasi tujuan.

Bisa dibilang kami buta arah dan tempat sepenuhnya untuk daerah di Bali. Tapi peta jalan di Google Maps akurat, termasuk penanda searah atau dua arahnya seruas jalan. Salah satu kekurangan Google Maps adalah, Google Maps hampir selalu menunjukkan arah melalui jalan-jalan utama. Padahal biasanya jalan-jalan utama padat atau bahkan macet. Kombinasi dari petunjuk arah Google Maps (atau Google Maps Navigation for Mobile lebih tepatnya) dan analisis sendiri setelah melihat peta jalan di Google Maps sudah cukup untuk berkeliling di area Denpasar dan sekitarnya. Jalan menuju Bedugul juga terpetakan dengan lengkap.

Tentu Google Maps tidak mampu menginformasikan ruas jalan mana yang sering macet atau sedang mengalami perbaikan. Setelah sekali dua kali mendapati sebuah ruas jalan macet, kami bisa menentukan rute baru berdasarkan peta yang ada di Google Maps. Selain itu, seperti tadi sempat disinggung, jalan kecil tidak pernah masuk dalam rute panduan, padahal waktu tempuh bisa lebih singkat dengan melalui jalan kecil tersebut, semata karena tidak macet.

Categories: lain-lain Tags: , ,

Class Year

In every Facebook personal info page, especially in education section, there is an entry field named Class Year. This entry is widely misunderstood by Indonesians. Class year is used to show the year when someone finished his/her study. See here for the explanation. This concept is not familiar here. Here in Indonesia, students usually identify themselves by the year when they started the study. Let me take myself for example. I started my study in Electrical Engineering GMU in 1997 (just remind me that it was 12 years ago, it has been quite a long time). So, people will recognize me as Albert from EE 97. People don’t care about when I finished my study. I finished my study in 2002, but people won’t recognize me as Albert from EE, the class of 02.

The effect is, many Indonesians fill that field with the year when they started the study, while some others fill that field with the year they finished their study. This is sometimes confusing.

This made me think a little bit further. Why is the concept of class year not familiar here? Is it because of the unpredictability of study duration, here in Indonesia?

What do you think?

Categories: lain-lain, pendidikan Tags:

Natal

Bukan! Natal bukan sekedar waktu untuk berbelanja..
Natal juga bukan sekedar waktu untuk berlibur..
Saatnya berkumpul dengan keluarga?
Iya sih.. Tapi Natal lebih dari itu..

Natal mengingatkan kita pada Yesus,
yang datang ke dunia dengan segala kesederhanaannya,
yang datang untuk kita semua.

Jangan hilangkan Yesus dari Natal!

Selamat Natal!

Categories: lain-lain Tags:

Guinness Book of Records

Usaha untuk mencatat hal-hal yang “ter-” atau “paling…” yang ada di dunia ini banyak dilakukan. Di Indonesia kita mengenal adanya MURI (Museum Rekor Indonesia). Tapi sebetulnya, jauh sebelum Jaya Suprana – sang kelirumolog itu – memulai MURI, Sir Hugh Beaver sudah mulai menggagas pencatatan rekor semacam itu.

Pada tahun 1951, Sir Hugh Beaver yang saat itu menjabat sebagai managing director di Guinness Brewery – perusahaan produsen bir Guinness, terlibat dalam sebuah perdebatan soal burung buruan liar manakah yang tercepat. Dia kemudian menyadari bahwa ada banyak pertanyaan semacam itu, tapi tak pernah terjawab tuntas, karena tidak ada semacam buku yang mencatat hal-hal yang berkaitan dengan rekor secara mendetail. Akhirnya, pada tahun 1955, Guinness Book of Records edisi pertama diterbitkan oleh Guinness World Records Ltd (yang didirikan dan dimiliki oleh Guinness Brewery), dan pada akhir tahun langsung menjadi buku bestseller di Inggris. Buku yang semula hanya dirancang untuk media promosi yang dibagikan gratis, pada akhirnya malah menjadi buku yang sangat laku dijual. Edisi-edisi berikut dari Guinness Book of Records terus menyusul. Biasanya terbit tiap tahun, pada bulan Oktober.

Jenis-jenis rekor yang dicatat bervariasi, mulai dari soal tubuh manusia, alam, teknologi, media dan seni, hingga tentang olahraga. Sekedar menyebut beberapa contoh:

  • kuku jari tangan terpanjang di dunia
  • orang termuda yang sudah mengunjungi semua negara di dunia
  • sungai terpendek
  • jumlah es krim terbanyak yang dimakan dalam 30 detik

Guinness – yang adalah salah satu produsen bir terkemuka di dunia, yang pada tahun ini berulang tahun ke 250 – ternyata memiliki sumbangsih nyata di bidang sosial budaya. Manusia selalu ingin tahu banyak hal yang “ter-” atau “paling …”. Dan Guinness dapat dikatakan sukses dalam menjawab salah satu keingintahuan manusia ini. Adalah menarik juga untuk melihat bahwa sebuah perusahaan dapat dibawa untuk memberikan karya nyata, di luar bidang usahanya sekalipun.

Walau sejak tahun 2001, Guinness World Records Ltd telah beralih kepemilikan, nama Guinness selalu lekat dengan berbagai rekor dunia. Peran Guinness dalam memperkaya dunia sosial budaya tidak dapat diingkari lagi.

Semakin tinggi dan penting jabatan, semakin sulit mengambil keputusan

Membaca judul itu sekilas, saya yakin banyak dari kita yang merasa sudah menyadari hal itu. Awalnya saya juga merasa demikian. Namun ketika saya mengikuti pemberitaan soal pemilihan cawapres bagi SBY, saya mendadak tersadar bahwa soal mengambil keputusan ini tidak sesulit yang mulanya saya bayangkan, tapi jauh lebih sulit dari itu.

Semakin tinggi dan penting suatu jabatan, proses pengambilan keputusan akan semakin melibatkan banyak faktor. Ada banyak pula kemungkinan, peluang dan resiko, yang mesti ditimbang sangat matang. Saya sebagai kepala keluarga misalnya, jika saya mengambil keputusan untuk berpindah pekerjaan, faktor keluarga tentu saya harus pertimbangkan. Apakah pekerjaan baru itu mampu lebih menghidupi keluarga saya? Apakah istri mendukung? Bagaimana pandangan orang dan keluarga besar terhadap pekerjaan itu? Kira2 seperti itulah. Akan sedikit berbeda misalnya, jika saya sebagai ketua RT harus menyelesaikan masalah adanya beberapa PKL yang mangkal di lingkungan saya. Apakah yang saya putuskan menyelesaikan persoalan bagi mereka yang merasa terganggu saja, atau juga memberikan ketentraman bagi seluruh warga RT saya? Apakah ada pihak yang terganggu jika PKL tersebut pindah dari lingkungan RT saya (selain PKL tersebut tentunya)? Apakah dengan pindahnya PKL tersebut dapat memunculkan kemungkinan adanya gangguan dari pihak yang tidak suka dengan keputusan itu? Proses pengambilan keputusan menjadi tidak sederhana lagi.

Di tingkat yang lebih tinggi, saya mencoba mengambil contoh kasus lumpur Sidoarjo. Dari yang terbaca di media massa, masyarakat banyak jelas berharap pemberian ganti rugi korban dilakukan secepatnya oleh Lapindo, yang dianggap bertanggung jawab atas persoalan ini. Namun di sisi lain, terlihat juga bahwa pemberian ganti rugi tidak tepat jadwal. Muncul pertanyaan di benak saya, apakah bagi mereka yang duduk di posisi pemerintah masalahnya sesederhana seperti yang dilihat oleh masyarakat banyak: Lapindo mengebor, bukan minyak yang muncul tapi lumpur, lumpur meluber hingga ke permukiman di sekitarnya, Lapindo harus memberi ganti rugi? Bila pemerintah menekan Lapindo untuk segera menyelesaikan urusan ganti rugi, apakah akan ada dampak atas dukungan parlemen untuk pemerintah? Bila benar ada dampak semacam itu, apakah dalam skala luas masyarakat akan menerima dampak baik atau buruk? Apakah kebijakan lain yang mungkin dirasa baik oleh masyarakat, katakanlah misalnya BLT (dengan segala kekurangan dan kritik atasnya), akan terpengaruh juga pelaksanaannya?

Contoh lain yang mungkin lebih up-to-date adalah soal pemilihan cawapres untuk SBY. Benar bahwa Partai Demokrat memiliki bekal suara di parlemen cukup besar, tapi apakah cukup untuk memberikan jaminan stabilitas jalannya pemerintahan? Pemilihan cawapres bisa jadi berperan penting dalam menentukan stabilitas jalannya pemerintahan. Semua manuver2 yang terjadi belakangan ini — yang bagi kita masyarakat banyak tampak seperti tidak konsistennya partai2 tersebut dalam menentukan posisi masing2 — bisa jadi sebenarnya adalah ajang bagi partai2 tersebut untuk mengukur dan menguji apakah keputusan2 yang akan diambil sudah yang terbaik, yang mampu mencakup semua faktor yang harus dipertimbangkan.

Bagi saya, pemangku jabatan yang baik adalah mereka yang mampu menimbang banyak faktor tersebut dengan baik, untuk menghasilkan keputusan yang sebisa mungkin memenuhi rasa keadilan dan kebutuhan semua pihak. Dan tidak hanya itu, mereka juga sebaiknya mampu mengkomunikasikan dengan baik semua pertimbangan tersebut kepada publik.

NB: Saya tidak dalam posisi menentukan benar salahnya Lapindo, ataupun pemerintah dalam menanggapi kasus Lapindo. Kasus tersebut hanya sekedar contoh untuk menunjukkan betapa sulit dan rumitnya proses pengambilan keputusan bagi mereka yang memegang jabatan tinggi dan penting. Saya juga tidak berpendapat stabilitas adalah segala2nya, sedemikian pentingnya sehingga perlu diadakan dengan mengorbankan hal2 lain yang tidak kalah pentingnya.

Selamat Natal & Tahun Baru

Bagi rekan2 Kristiani:
Saya mengucapkan Selamat Natal! Semoga Kristus Sang Pembawa Damai, terus menjadi teladan bagi kita untuk ikut menciptakan damai di tempat kita masing2 berada.

Bagi semuanya:
Selamat Tahun Baru! Semoga apa yang menjadi cita2 dan harapan di tahun yang akan datang, dapat terwujud.

Categories: kehidupan, lain-lain Tags: ,

Selamat Natal & Tahun Baru

Bagi rekan2 Kristiani:
Saya mengucapkan Selamat Natal! Semoga Kristus Sang Pembawa Damai, terus menjadi teladan bagi kita untuk ikut menciptakan damai di tempat kita masing2 berada.

Bagi semuanya:
Selamat Tahun Baru! Semoga apa yang menjadi cita2 dan harapan di tahun yang akan datang, dapat terwujud.

Categories: kehidupan, lain-lain Tags: ,

Dita Indah Sari

Barusan iseng2 browsing sana sini, eh kesasar di http://en.wikipedia.org/wiki/Working_time. Baca sekilas, eh ada nama Indonesia di situ: Dita Indah Sari. Sekalipun gak kenal, saya tahu kalo beliau ini aktivis perburuhan Indonesia. Tapi ya cuma itu aja tahunya :)Lumayan bangga juga ada nama Indonesia di situ 🙂 

Categories: lain-lain Tags: ,

Ya sudahlah

Membahas mengenai gak bisa ganti paragraf kemaren, setelah saya amati, ternyata yang terjadi adalah, ketika posting dipublish dan langsung kita liat tampilannya, memang tidak ada paragraf di situ. Baru kemudian setelah beberapa waktu (dalam kasus saya ini, besoknya), kita bisa liat kalo postingan kita normal adanya.

Aneh juga ya? 🙂

Categories: lain-lain

Gak bisa ganti paragraf?

Jadi bingung nih saya. Kenapa membuat paragraf aja sulit amat ya?

Ini harusnya pindah paragraf. Coba deh saya liat bisa gak….

Dari tadi nyoba gagal mulu.

Categories: lain-lain