Archive

Posts Tagged ‘software’

Ide itu gratis..

Sekitar 8 tahun yang lalu, saya dan beberapa teman mempunyai ide untuk membuat sebuah software manajemen parkir. Berbeda dengan software sejenis yang saat itu mulai marak digunakan, terutama di daerah Jateng – DIY, software yang kami buat itu menambahkan beberapa fitur yang dalam pengamatan kami belum digunakan di software sejenis yang lain. Salah satu dari fitur itu adalah karcis parkir dengan barcode, tanpa mencantumkan nomor polisi kendaraan yang diparkir. Karcis parkir yang mencantumkan nomor polisi akan sangat memudahkan orang untuk mencuri kendaraan kita. Karcis parkir itu adalah kunci penentu berhasilnya seorang pengendara mengeluarkan kendaraannya dari lahan parkir. Nomor polisi yang tercantum jelas, memudahkan orang lain (katakanlah pencuri karcis) yang memegang karcis parkir itu untuk menemukan kendaraan kita.

Software itu sudah dirancang dengan baik, dengan mempertimbangkan berbagai skenario yang mungkin muncul, misalnya karcis hilang, petugas gerbang masuk salah ketik nomor polisi, dll. Dalam kondisi terbatas, software itu sudah diujicoba, meski tentunya tidak dalam situasi nyata. Kecepatan proses pemberian karcis di gerbang masuk dan juga penerimaan pembayaran di gerbang keluar, semua sudah diperhitungkan, dan menghasilkan angka tunggu yang layak bagi para pengantre lahan parkir. Kekurangannya cuma satu: sangat sulit menemukan perusahaan pengelola lahan parkir yang bersedia mempercayai kualitas software buatan anak-anak muda dari antah berantah Yogya. Keberanian sudah dikumpulkan untuk akhirnya mencoba menghubungi berbagai perusahaan pengelola lahan parkir dan meminta waktu pihak manajemen untuk melihat presentasi dan demo software kami, namun tak satupun tembus. Beberapa eksemplar proposal juga sudah sempat dikirimkan, tapi tak ada balasan. Kami sepenuhnya menyadari, mengirimkan proposal yang menjelaskan secara sekilas beberapa fitur kunci yang kami tawarkan tentulah mengandung resiko: ide dibajak, tapi tak ada jalan lain untuk menawarkan produk kami tanpa melalui langkah itu.

Akhirnya, kami tak pernah mendapat satupun kesempatan untuk mempresentasikan software itu.

Beberapa bulan yang lalu, saya mendapati karcis parkir sebuah mal sudah mengimplementasikan ide kami dulu itu: karcis parkir yang tidak mencantumkan nomor polisi, dan menampilkan barcode sebagai gantinya. Beberapa minggu setelahnya, saya mendapati karcis parkir sebuah mal yang lain juga menggunakan model karcis parkir yang sama. Sambil tersenyum, saya cuma berkata di dalam benak, “Rupanya ide kami terlalu awal 8 tahun.”

Ide itu sesuatu yang gratis. Siapa saja bisa mendapat ide yang sama. Saya yakin bahwa kemungkinan besar kami bukanlah yang pertama kali menemukan ide itu, meski mungkin kami termasuk beberapa orang yang paling awal memikirkannya. Tapi, meski ide gratis, orang butuh daya upaya, butuh kemampuan, dan butuh kesempatan untuk mewujudkan dan menerapkannya. Satu hal yang kurang dari kami waktu itu adalah kesempatan. Pintu kesempatan belum terbuka bagi kami.

Tapi tentu saja, itu bukan berarti akhir dari segala-galanya. Kami mendapatkan pengalaman yang menarik terkait software manajemen parkir itu. Kami belajar banyak memikirkan berbagai skenario dalam pengelolaan lahan parkir. Kami belajar untuk berani menawarkan apa yang kami punya, mencoba mengetuk pintu-pintu yang asing bagi kami. Kami belajar menerima penolakan. Kami belajar banyak trik pemrograman baru saat membuatnya. Mungkin kami belum cukup keras berusaha, belum cukup ngotot dan berani mengetuk lebih banyak pintu lagi.

Anda punya ide? Jangan terburu gembira dulu dengan membayangkan bahwa mungkin Andalah orang pertama yang mendapatkan ide itu. Masih butuh banyak keringat untuk mewujudkannya menjadi sesuatu yang benar-benar berarti. Selamat berjuang.

Categories: bisnis, IT, pekerjaan Tags: , , ,

Atas dan Umum

Ide posting ini diawali dari kejadian hari ini tadi. Siang tadi, saya pergi ke kantor sebuah badan universitas (sengaja tidak saya sebutkan di sini). Ceritanya, setahun yang lalu kantor itu memesan sebuah software sederhana untuk membantu mereka mencatat dan melaporkan data keuangan mahasiswa. Nah, hingga saat ini, kurang lebih setahun kemudian, saya sudah membantu mereka sebanyak 3 kali untuk menyesuaikan format cetakan slip setoran pembayaran mahasiswa (untuk SPP, BOP, dll). Sebetulnya saya sudah buat agar bagian nama dan nomor rekening tujuan dapat mereka sesuaikan sendiri, karena menurut saya adalah wajar mengasumsikan adanya pergantian pejabat di kantor tersebut, sehingga nama dan nomor rekening tujuan perlu bisa disesuaikan dengan mudah. Yang tidak saya duga adalah, perubahan sebanyak 3 kali itu adalah karena mitra bank yang bekerja sama dengan universitas tersebut berganti, sehingga secara umum format slip setorannya juga akan berbeda.

Mungkin bagi sebagian besar orang, ini perkara sepele dan sederhana. Tapi dari keterangan petugas di kantor tersebut saya mendapati bahwa pada semester lalu mereka sudah mencetak sekotak besar kertas slip lengkap dengan logo bank di sudut kiri atas, yang hingga saat sekarang ini masih terdapat sisa yang lumayan banyak. Artinya, ada dana, waktu, dan tenaga yang terbuang di balik kejadian ini. Ini masih ditambah pula cerita dari petugas lainnya yang menyatakan, memang sering terjadi perubahan format dan tata cara pelaporan administrasi di universitas tersebut. Tiap kali ada perubahan, ada pelatihan dan seminar yang harus dia ikuti. Waks, berarti ada lebih banyak lagi dana, waktu, dan tenaga yang terbuang, untuk hal yang tidak esensial.

Saya sering menjumpai kejadian2 sejenis ini, yang intinya mengubah sesuatu yang tidak esensial, yang memakan dana, waktu, dan tenaga. Waktu saya masih di sekolah menengah dulu, saya mengalami perubahan dari SMA menjadi SMU. Sampai sekarang, saya tidak memahami betul apa esensi perubahan itu. Yang saya tahu hanyalah, terjadi perubahan kata, perubahan singkatan, perubahan logo sekolah, perubahan kop surat dan amplop, perubahan stempel sekolah, perubahan seragam sekolah. Malah sekarang katanya sudah balik lagi dari SMU ke SMA. Apa ya beda Atas dan Umum dalam singkatan itu?