Archive
5 tahun SIM Gudang Farmasi
Hari Jumat yang lalu, saya berkesempatan ke kantor UPT Gudang Farmasi Kab. Sleman untuk mengantar update SIM (Sistem Informasi Manajemen) Gudang Farmasi. Di sana, saya bertemu dengan Mas Ari, staf baru UPT Gudang Farmasi Sleman. Oleh Mbak Winarti, kepala UPT Gudang Farmasi, saya diminta menjelaskan cara penggunaan SIM Gudang Farmasi pada Mas Ari, yang akan membantu mengoperasikan SIM tersebut sehari2nya. Pada Mas Ari, saya mengawali penjelasan saya tentang sejarah perubahan2 pada SIM Gudang Farmasi, dan kemudian dilanjutkan dengan penjelasan singkat tentang cara penggunaannya. Sejenak saya sadar, bahwa sudah kira2 5 tahun lamanya, SIM Gudang Farmasi itu bertengger di komputer itu, menerima data, dan membantu staf di kantor itu untuk mengambil keputusan serta membuat laporan.
5 tahun yang lalu, hingga sekarang..
Kira2 5 tahun yang lalu, saya bertemu dengan Ibu Hening (yang akrab saya sapa Bu Ning), kepala Gudang Farmasi saat itu (waktu itu belum UPT) dan Mbak Utami untuk menjelaskan cara penggunaan SIM Gudang Farmasi dan mendiskusikan beberapa aspek teknis. Sebelum itu, mereka mengandalkan catatan pada kartu stok sepenuhnya, sehingga cukup merepotkan bagi mereka setiap kali butuh menyusun laporan. Saya masih ingat benar, salah satu yang diharapkan Bu Ning dari saya adalah, agar saya terus mendampingi mereka, terutama untuk membantu mereka lagi bila ada kebutuhan2 baru atau muncul masalah2 kecil pada SIM Gudang Farmasi. Saya menjanjikan akan terus mendampingi mereka untuk memberikan bantuan bila diperlukan.
Saat itu, jumlah laporan yang dihasilkan oleh SIM Gudang Farmasi tidak lebih dari 10 macam saja. Seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan bertambah. Jumlah laporan yang dihasilkan sudah bertambah menjadi lebih dari 20 macam. Laporan2 yang pada awalnya sekedar memenuhi kebutuhan formal, untuk laporan ke pihak lain, terutama Dinas Kesehatan Kabupaten, terus dikembangkan hingga mencakup pula laporan2 yang membantu mereka untuk memutuskan sesuatu.
Saatnya berubah
Aplikasi yang tadinya sederhana saja, terus berkembang menjadi sesuatu yang makin rumit, karena ditambah dan ditambal sana sini. Sampai pada suatu ketika, saya melihat bahwa aplikasi ini perlu didesain dan ditulis ulang, untuk mencakup semua fitur yang sudah ada, plus beberapa fitur baru, sekaligus untuk mengefisienkan kerja program, dengan jumlah data yang sudah sekian banyak. Ternyata staf Gudang Farmasi juga berpandangan serupa, sehingga kami akhirnya duduk bersama, membicarakan apa yang akan ditambah pada SIM Gudang Farmasi yang baru nanti.
Saat ini SIM Gudang Farmasi sudah beralih rupa, beberapa hal yang dulu sulit dicapai dengan framework yang lama (saat itu menggunakan patTemplate, sekarang menggunakan CakePHP), sekarang sudah disediakan. Fitur2 baru juga sudah ditambahkan. Data dari SIM yang lama sudah dikonversi untuk bisa masuk dalam SIM yang baru.
Beberapa catatan..
Dari 5 tahun perjalanan ini, ada hal yang cukup membuat saya bangga. Beberapa kali ada kunjungan dari daerah lain untuk “mengintip” aplikasi buatan saya itu. Bahkan SIM Gudang Farmasi itu pernah diminta kopinya oleh seorang konsultan WHO dari Australia (yang untungnya oleh staf Gudang Farmasi dilarang, dan ini didukung pula oleh Kadinkes Sleman saat itu). Saya tidak menyangka, aplikasi yang sederhana itu dilirik dan dianggap baik oleh pihak2 lain 🙂
Satu kata penting yang bisa saya tarik dari pengalaman 5 tahun ini adalah, komitmen. Tentu saja komitmen pengembang aplikasi (dalam hal ini saya) penting. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah komitmen dari pihak Gudang Farmasi yang didukung pula oleh Dinkes Sleman. Staf Gudang Farmasi selalu setia memberi masukan mengenai hal2 yang penting untuk diperbaiki dan ditambahkan. Kerjasama yang lama ini terus terjalin karena komitmen dari kedua pihak untuk terus memberikan yang terbaik. Saya senang, karena hingga saat ini saya masih bisa memenuhi harapan Bu Ning (yang tahun depan akan memasuki masa pensiun).
Ada beberapa hal yang masih menjadi impian kami untuk diwujudkan, yang selama ini masih sulit diwujudkan karena terkait pihak2 lain. Pertama, mengatur jadwal pengambilan obat dari puskesmas, agar pendataan pengeluaran obat bisa teratur juga. Kedua, membuat agar pelaporan dari pihak puskesmas bisa dilakukan secara digital, sehingga staf Gudang Farmasi tidak perlu menginput ulang laporan dari kertas (dari Puskesmas), ini untuk menekan kesalahan input dan tentu saja untuk mengurangi beban kerja mereka.
Saya berharap, suatu ketika impian2 ini bisa terwujud.