Archive
Catatan kecil seputar GCOS (Global Conference on Open Source), 26-27 Oktober 2009 (bag 3)
Pada hari kedua GCOS, saya dan Mas Jojok hadir pada Workshop 141, yang memasang tema “FOSS for Health”. Mas Jojok mendapat bagian untuk ikut berbicara pada sesi kedua, dimana ia diminta untuk menceritakan pengalamannya berkeliling dan mengimplementasikan Simpus ke banyak puskesmas. Dari pengamatan saya, pembicara yang ada sebagian berasal dari kalangan akademis, hanya ada satu yang berasal dari kalangan birokrat (Pak Untung dari Pusdatin Depkes), dan satu yang lain lagi dari kalangan freelancer, Mas Jojok sendiri. Oh ya, terlewat satu, ada Mas Yudhi Yuswaldi yang datang dari RS Pertamina Jaya, yang telah mengimplementasikan sebuah HIS di sana.
Catatan kecil seputar GCOS (Global Conference on Open Source), 26-27 Oktober 2009 (bag 2)
Saya hadir di GCOS sebagai anggota tim pengembangan Simpus (Sistem Informasi Manajemen Puskesmas). Pada kenyataannya ada banyak Simpus yang beredar di kalangan puskesmas. Saya sendiri bergabung dengan tim Simpus yang merupakan hasil kreasi Raharjo, yang akrab saya panggil Mas Jojok. Simpusnya sendiri kondang di kalangan staf puskesmas sebagaiĀ Simpus Jojok š
Catatan kecil seputar GCOS (Global Conference on Open Source), 26-27 Oktober 2009 (bag 1)
Saya mencoba menghindari penulisan catatan ini menjadi seperti catatan kronologis. Saya akan menuliskan hal-hal yang bagi saya menarik, dan mungkin bermanfaat bagi kita semua.
Pada hari pertama, saat sesi pembuka,Ā Sunil Abraham Ayrookhuziel, seorang pembicara dari India, menyatakan bahwa Bangalore, yang dikenal sebagai Silicon Valley-nya India, telah menempuh jalan yang salah, yang tidak perlu Indonesia tiru. Mengapa salah? Bangalore secara khusus, dan India secara umum, hanya mencetak dan menyediakan tenaga operator software komputer, terutama untuk software berlisensi tertutup (seperti produk2 Microsoft). Akibatnya, India hanya memiliki “kuli-kuli” komputer. Bisa dibilang tidak ada SDM India yang berkreasi menghasilkan sesuatu. Sebagai pembanding, beliau menceritakan bahwa Estonia, sebuah negara yang jauh lebih kecil, telah menghasilkan SDM yang mampu menciptakan Skype, perangkat lunak VOIP.