Archive
Short course OpenMRS bersama Nyoman Winardi Ribeka
Dua hari ini, saya mengikuti short course OpenMRS yang diadakan oleh Simkes FK UGM. Acara short course dipandu oleh Nyoman Winardi Ribeka, pemuda Bali yang ramah dan bersemangat yang kini bekerja di Regenstrief Institute. Acara dibuka dengan sambutan dari Mas Anis Fuad, dan kemudian dilanjutkan dengan sesi instalasi OpenMRS. Kebetulan sejak 2 hari sebelum acara saya sudah mencoba2 sendiri menjalankan OpenMRS appliance, dan sudah berjalan baik, sehingga saya sekedar menyimak sekilas saja sesi instalasi itu.
Acara pengenalan konsep OpenMRS dimulai menjelang makan siang. Beberapa domain utama OpenMRS yaitu person, patient, user, concept, observation, encounter, dan form mulai diperkenalkan. Peserta dengan latar belakang teknis rasanya tidak terlalu mendapat kesulitan untuk mengikuti.
Menurut saya, “nyawa” OpenMRS terletak pada concept domain. Hampir semua dirumuskan, didefinisikan, dan direlasikan di situ. Malaria? Didefinisikan di concept. Berat badan? Juga didefinisikan di situ. Antibiotik? Ada juga di concept domain. Semua yang ada dalam bentuk concept, dapat direlasikan dan dapat saling dikelompokkan. Semua concept dapat digunakan dan disusun di dalam form yang kita buat, yang nantinya diisi data oleh pengguna.
Sejauh apa yang dapat saya pahami dalam dua hari ini, OpenMRS adalah sebuah platform yang menurut saya cukup fleksibel. Orang dapat mendefinisikan sendiri concept yang menurutnya perlu ditambahkan. Orang juga dapat membuat module untuk memperluas fungsionalitas OpenMRS, jika ia menguasai bahasa pemrograman Java, tentunya.
Dari apa yang saya ketahui tentang kebutuhan pengelolaan data rekam medis di sini, salah satu kebutuhan utama yang belum tercakup (setidaknya secara built-in) oleh OpenMRS adalah masalah billing. Bahkan banyak institusi medis yang cenderung lebih mendahulukan pembuatan sistem billing elektronis ketimbang sistem rekam medis elektronis. Apakah concept domain dapat menampung masalah billing ini? Saya masih perlu mencari tahu tentang itu.
Peserta short course cukup beragam, baik latar belakang ataupun asal daerah. Sangat menyenangkan dapat saling bertukar cerita dan pengalaman dengan beberapa rekan peserta (dan juga teman lama yang kebetulan bertemu lagi di situ) yang kebetulan bersilang jalan dengan saya. Pengalaman Mas Sigit dan Mas Yoga di RS Panti Rapih tentang pengembangan dan implementasi sistem informasi baru sangat menarik untuk disimak, dan memperkaya wawasan saya. Sharing Mas Agus Mutamakin dari RSCM tentang interaksi rekan2 dokter dengan teknologi canggih tak kalah menariknya. Baru kali ini saya menjumpai seorang dokter yang mampu dengan fasih berdiskusi tentang NoSQL 🙂 Kevin dari Jakarta juga berbagi cerita dengan saya tentang mengumpulkan informasi dan menimbang sistem informasi yang mampu menjawab kebutuhan Ukrida. Semuanya menarik.
Dalam beberapa kesempatan berbincang di luar forum, Win (panggilan Winardi) bercerita tentang Regenstrief Institute dan visi mereka untuk OpenMRS, sekilas kehidupan di Kenya dan implementasi OpenMRS di sana. Di sisi lain, saya juga mencoba berbagi cerita tentang tantangan implementasi Simpus di berbagai daerah. Adalah menarik bagi saya mengetahui Win sepakat dengan saya bahwa seharusnya developer mengenali betul tantangan yang ada di lapangan sana. Sebagai developer, kita bisa saja mengembangkan suatu aplikasi, dan merasa semuanya baik dan lancar saja. Padahal tantangan sesungguhnya adalah agar apa yang dengan susah payah kita kembangkan itu sungguh bermanfaat di lapangan. Di lapangan banyak sekali masalah non teknis yang harus dilihat dan dipikirkan solusinya, bukan saja melulu masalah teknis.
Saya menyambut baik rencana Mas Anis Fuad untuk mencoba membangun komunitas OpenMRS di sini, dengan harapan semakin banyak orang yang paham dan mendapat manfaat darinya, baik langsung ataupun tidak langsung.
Demikian cerita singkat saya, semoga bermanfaat.