Don’t Look Up
Film komedi satir ini dibuka dengan penemuan sebuah komet yang berukuran cukup besar dan sedang mengarah ke Bumi, yang jika bertumbukan dengan Bumi akan bisa mengakibatkan kepunahan umat manusia.
Dengan segera dua tokoh ahli astronomi Kate Dibiasky dan Randall Mindy – penemu komet tersebut – berbenturan dengan tembok birokrasi dan politik – dalam film ini latarnya adalah negara Amerika. Para ilmuwan itu mesti menghadapi kenyataan bahwa kabar yang sedemikian penting untuk diumumkan dan segera dicarikan solusinya ternyata tidak sesuai dengan agenda prioritas pemimpin negara. Kabar penemuan ini diminta untuk dirahasiakan dari publik. Ketika mereka mencoba berharap pada bantuan media agar warga masyarakat paham akan ancaman komet itu, penemuan ilmiah mereka yang serius malah jadi bahan olok-olokan semata, semata demi menjaga rating sebuah acara TV.
Pada akhirnya ketika presiden terdesak oleh isu politis yang lain dan perlu memiliki isu tandingan untuk mengalihkan perhatian masyarakat, mereka dihubungi lagi dan diajak terlibat dalam badan untuk menyiapkan solusi untuk masalah komet ini. Roket bermuatan bom nuklir diluncurkan untuk menghancurkan komet. Di tengah misi berjalan, belum lagi bom nuklir ditembakkan, misi dibatalkan, karena seorang pengusaha (yang juga donatur utama kampanye si presiden) menyampaikan adanya potensi ekonomis dari material langka yang ada di komet, dipandang perlu ada cara lain untuk mengambil manfaat dari komet, alih-alih menghancurkannya begitu saja. Pendekatan ilmiah harus mengalah pada potensi ekonomis.
Masyarakat terbelah. Ada yang percaya keberadaan komet dan potensinya untuk menghancurkan kehidupan umat manusia, ada yang menganggap daya hancur komet itu dibuat-buat saja dan lebih percaya bahwa komet itu benar memiliki potensi ekonomis yang layak digali, ada yang bahkan sepenuhnya menolak keberadaan komet itu.
Kampanye “Just Look Up” dibuat oleh Kate dan Randall, sebagai upaya terakhir untuk menggerakkan warga dunia agar bersatu mencari solusi bersama menghadapi ancaman komet. Namun kampanye tandingan “Don’t Look Up” dibuat oleh pemerintah untuk menetralisir.
Menurut saya film ini berhasil – dengan cara yang menarik – menyodorkan kritik untuk kondisi sosial yang saat ini dilihat banyak orang di banyak tempat: pemerintahan yang hanya peduli pada agenda politiknya sendiri, abai pada pertimbangan ilmiah; media massa yang hanya mengejar rating, bila perlu dengan menganggap remeh persoalan yang sejatinya penting; dan juga masyarakat yang mengabaikan nalar, bahkan untuk hal yang bisa diamati langsung (pada film digambarkan saat komet mulai mendekat komet dapat dilihat oleh mata tanpa bantuan alat).