Home > IT, simpus > Cara Baru Pengembangan SIMPUS?

Cara Baru Pengembangan SIMPUS?

Sudah beberapa bulan ini saya bersama tim bergelut dengan ritme cepat dalam pengembangan fitur baru dalam SIMPUS (Sistem Informasi Manajemen Puskesmas). Ini bermula dari keputusan kami untuk mulai membuat fitur bridging PCare – sebuah fitur untuk membuat SIMPUS mampu mengirim dan mengambil data dari WebService PCare milik BPJS Kesehatan – sekitar September 2015.

Sedari mula, kami sudah menyadari bahwa ini bukan proses sekali jadi. Mungkin ada penyesuaian di masa datang, baik penyesuaian fitur SIMPUS sendiri maupun penyesuaian WebService PCare (yang mengakibatkan ada penyesuaian di SIMPUS). Dengan kesadaran itu, saya merasa sepertinya baik jika kami “meminta bantuan” teman-teman di puskesmas selaku pengguna langsung SIMPUS (dan juga PCare). Yang terjadi pada akhirnya bukan interaksi searah: “teman-teman puskesmas membantu kami” tapi juga “kami membantu teman-teman puskesmas”.

Saya membuat satu grup kecil di Telegram yang berisi anggota tim inti pengembang SIMPUS dan beberapa teman-teman dari puskesmas (ada yang dokter, perawat, analis lab — yang memiliki kemampuan dan minat lebih di bidang IT). Teman-teman dari puskesmas ini memang sengaja dipilih yang kami rasa bersedia segera memberikan umpan balik kepada kami jika mereka menemukan kendala di SIMPUS, juga mereka yang bersedia “mencoba” update terbaru kami.

Komunikasi di dalam grup kecil ini berlangsung baik. Laporan kendala dan permintaan pengembangan fitur baru (terutama yang terkait dengan fitur bridging PCare) mengalir lancar. Di sisi lain, kami juga berupaya secepatnya memberikan update yang dibutuhkan untuk mengatasi kendala yang dilaporkan. Saat satu bagian fitur dianggap sudah stabil, barulah update untuk bagian tersebut didistribusikan ke puskesmas-puskesmas lain.

Saya bukan ahli konsep pengembangan software, tapi jika digambarkan secara sederhana kira-kira proses yang kami jalankan seperti ini:

Model_pengembangan_software

Sekilas, sebetulnya model pengembangan software seperti ini tidak berbeda jauh dengan yang sebelumnya kami lakukan. Perbedaannya ada pada kecepatan ritme saling berbalas pesan, berbalas antara laporan kendala dan respon berupa update software. Proses coding juga dituntut lebih cepat, demikian pula proses testing. Perbaikannya mungkin untuk hal-hal kecil, update hanya meliputi perbaikan-perbaikan kecil tersebut, tapi perkembangannya jadi terasa, terlihat.

Model pengembangan seperti ini, jika diniatkan untuk berlangsung dalam jangka panjang, tentu butuh stamina yang memadai; dari sisi kami selaku programmer, tester, dan implementator, juga dari sisi teman-teman puskesmas selaku pengguna dan penyampai umpan balik. Pada akhirnya arah pengembangan software, tidak lagi hanya bergantung pada kami selaku pengembang, tapi banyak pula dipengaruhi dari masukan-masukan dari lapangan. Ini semua dengan harapan, agar SIMPUS semakin mempermudah pekerjaan banyak teman di puskesmas.

  1. No comments yet.
  1. No trackbacks yet.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: