Kata di dalam benak..
Terbersit ketika melihat anakku tidur lelap malam ini..
==================
Anakku, kita berdua terikat oleh nasib untuk menjalani hubungan sebagai ayah dan anak.
Semua orang tua tidak dapat memilih siapa-siapa saja yang akan dilahirkannya menjadi anak, sebagaimana setiap anak tidak dapat memilih pada orang tua mana ia akan lahir sebagai seorang anak.
Tapi, setiap orang tua dapat memilih cara yang akan ditempuhnya untuk membesarkan si anak.
Setiap orang tua juga dapat memilih warisan baik dan buruk apa yang akan diberikan pada si anak.
Setiap orang tua dapat memilih kata-kata dan tingkah laku apa yang akan ditunjukkan dan dicontohkan pada si anak.
Termasuk aku dan ibumu, kami juga memiliki pilihan-pilihan itu.
Setiap anak dapat memilih tanggapan apa yang akan diberikannya pada sikap dan tingkah laku orang tuanya.
Setiap anak juga dapat memilih cara apa yang akan ditempuhnya untuk membahagiakan orang tuanya.
Termasuk dirimu, engkau juga memiliki pilihan-pilihan itu.
Anakku, aku dan ibumu bersyukur atas kehadiranmu di keluarga kecil kami.
Bisa saja engkau hadir di keluarga lain, rumah lain, atau kota lain.
Tapi ternyata engkau hadir di sini.
Engkau anak kami, kami orang tuamu, itu bukan pilihan, itu sudah ditentukan.
Tapi kita – aku, ibumu, dan engkau – punya banyak sekali pilihan pikiran, sikap, kata-kata, dan tindakan untuk kita isikan dalam perjalanan hubungan kita sebagai orang tua dan anak.
Aku berdoa, agar kita bijaksana – dan terus makin bijaksana – dalam mengambil pilihan-pilihan kita.
Selamat malam anakku. Tidurlah lelap. Ayah menjagamu.
==================
To Albert,
Bebahagialah Anda berdua sudah mempunyai generasi penerus. Ada banyak pasangan yang sudah menikah bertahun-tahun tetapi belum mempunyai keturunan.
Pada masa kini bukan orang tua yang ngatur anak, tetapi anak yg ngatur orang tua.
Contoh:
1. Ayah ingin piknik ke Taman Mini Jkt, besok hari Minggu. Anak ( anak2nya ) protes jangan besok, sebab hari Senin ada ulangan. Anak2 minta pikniknya bulan depan saja ( anak yg ngatur ortu ).
2. Ayah ingin anaknya sekolah Dokter, anaknya ingin sekolah Musik. Anaknya terpaksa sekolah dokter. Tahun ke 2 ia drop out dan pindah jurusan, sekolah Musik. Ayahnya tidak dapat berbuat apa2. Dari pada tidak sekolah, ayahnya akhirnya setuju anaknya sekolah musik ( anak yg ngatur ortu ).
3. masih banyak contoh2 yg lain.
Apa solusinya? Menurut saya Win-win solution ajalah.
Kalau tidak ada seorang anak yg mau sekolah dokter, ya terserah kpd anak2 mau sekolah apa, yg penting kita semua happy. Apapun profesi kita, kalau dijalankan dengan baik dan sungguh2 maka hasilnya akan baik pula.
Ortu kecewa? Tidak juga.
Selama Tuhan masih memberkati kita maka kita akan hidup happy juga, bukan?
Sorry ini hanya pendapat pribadi saya saja. Mungkin ada yg tidak setuju dg pendapat saya.
Salam.
dr. Basuki,
Saya percaya di masa depan akan ada banyak tantangan dalam hubungan orang tua dan anak. Saya sungguh berharap kami akan dapat mengatasi semuanya. Saya tahu bahwa itu tidak mudah, namun catatan ini saya letakkan di sini dengan harapan agar dapat menjadi pengingat dan penyemangat ketika masa2 sulit penuh tantangan itu tiba.
Makasih untuk pesan2nya Dok.