Home > kehidupan > Bapak Tua dan Sepedanya

Bapak Tua dan Sepedanya

Bapak tua dan sepedanya

Hari itu, saya berada di dalam mobil yang diparkir di tepi sebuah jalan. Di depan mobil saya terparkir sebuah sepeda. Tak lama kemudian datanglah seorang bapak tua, yang ternyata adalah pemilik sepeda tersebut. Si bapak merogoh kantung celananya, dan meraih sebuah kunci. Kunci itu adalah kunci sepedanya. Jangan dibayangkan pengaman sepedanya adalah rantai bergembok sebagaimana lazimnya. Sebatang kawat, dengan ujung berbentuk lingkaran di mana gembok kecil dipasang. Setelah gembok kecil itu dibuka, kawatpun dilipat, disisipkan di jok sepedanya. Si bapak kemudian mengendarai sepedanya.

Amat pahamlah saya, bahwa sepeda itu begitu berharga bagi si bapak, sehingga sebuah pengaman disiapkan olehnya, walau sederhana. Saya terkesima, dan kemudian muncul niat untuk mengabadikan si bapak dan sepedanya, agar menjadi pengingat buat saya, untuk tidak lupa selalu mensyukuri apa yang diberikanNya kepada saya.

Terimakasih Bapak, untuk mengingatkan saya.

Categories: kehidupan Tags: , ,
  1. 24/01/2010 at 17:38

    To Albert,

    Saya kagum dengan tindakan anda dalam membuat sebuah Foto Bapak dan Sepeda ini dan membuat posting ke Blog anda.

    Saya jadi ingat, duu juga saya seperti Bapak itu sebelum saya memunyai sepeda motor dan kemudian sebuah mobil tua.

    Keep blogging.

  2. 24/01/2010 at 17:39

    Makasih apresiasinya Dok 🙂

  3. 24/01/2010 at 17:40

    Hi,

    Bagaimana perkembangan sang Junior?
    Semoga ia tumbuh kembang dengan baik dalam lindungan Ortunya.

    Salam sukses.

  4. 24/01/2010 at 17:45

    Si junior baik Dok.

    Kami sebagai orang tua dan dia sebagai anak sama2 belajar. Kami belajar memahami apa yang dia butuhkan, dia belajar mengomunikasikan apa yang dia butuhkan. Kami belajar menyampaikan harapan2 kami padanya, dia belajar memahaminya.

    Hal2 kecil jadi sangat menarik. Memanggil namanya, dan dia menoleh, tahu namanya dipanggil saja, sudah luar biasa rasanya.

    Masih panjang perjalanan kami sebagai orang tua. Kami masih perlu banyak belajar, termasuk pada dr. Basuki 🙂

    Terimakasih atas doanya.

  1. No trackbacks yet.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: